Catatan Betmen

Feb 19, 2014

Bijak Bermedia!

Google Image
Terlibat diskusi kecil dengan beberapa kawan kuliah, mengenai ihwal sosial media (baca. sosmed) terutama facebook. Kami berbagi cerita sejauh mana sudah katagori perubahan logika human touch terhadap dunia nyata. Nah, cerita kami juga mencoba membaca karakter-karakter manusia-manusia sosmed dalam meluapkan energi mereka termasuk di media koran, facebook, blog atau twitter sekalipun.

Beberapa pengguna fb memamfaatkan media ini untuk mencari pengaruh, promosi dan berjualan. Termasuk pengaruh sosial, politik dan ekonomi. Dalam katagori ini mereka betul-betul memamfaatkan media untuk kebutuhan dan fungsi media pada sebenarnya. Gaya ini mulai terkenal ketika Barack Hussein Obama memperkenalkan metode ini berhasil menarik simpati rakyat untuk memilihnya.

Dalam katagori lain dakwah juga menjadi pilihan. Beberapa diantara tokoh-tokoh religius menyampaikan kalam-kalam langit dengan memamfaatkan media. Cara ini juga menuai efek positif. Mengingat terbukanya ladang dakwah baru. Sehingga pelarian manusia kedunia sosmed juga dibarengi dengan terbukanya ustad-ustad yang mau berdakwah disana.

Provokasi politik bahkan revolusi sekalipun dalam dasawarwa sekarang bisa digerakkan oleh media. Arab Spring khususnya Revolusi Mesir bisa dipastikan sangat kental pengaruh facebook. Bahkan hatta diseluruh dunia pun dunia bisa membunuh dan menaikkan pamor rich human. Bahkan untuk mencaci pun bisa masuk katagori ini.
Menggunakan pengaruh media ini untuk mencari jati diri dan pelampiasan. Nah, ini katagori yang menarik ketika kami bahas. Sosmed memang tempat pelarian, berjualan dan membuka wawasan. Hanya saja kebanyakan dari kita bahkan tidak tau batasan-batasan untuk tidak men-generalisir semua hal untuk semerta-merta ditumpahkan.

Seorang murid saat ini sudah tau aktifitas apa saja yang dilakukan gurunya dirumah. Kemana saja gurunya pergi dengan cara melihat fb mereka.

Entah karena anak-anak sudah tidak tau berguru dimana atau memang mereka sudah kudu jauh melangkah! Mereka pun mencoba mencari jati diri didunia maya. Melihat, membaca dan memperhatikan aktifitas dunia ini kemudian menjadikannya sebagai patokan utama hidup mereka.

Nah, dua hari yang lalu saya berziarah kerumah guru kami. Beliau baru saja aktif di facebook. Ketika kami mengapresiasikan kalam-kalam mauidzah di status yang beliau tuliskan sehari dua kali. Terutama menyangkut nasehat kepada penuntut ilmu terkhususnya untuk murid yang talaqqi langsung.

“facebook dan media memiliki efek positif ketika kita gunakan untuk hal-hal yang baik, jika kita menyebarkan nasehat dan dibaca oleh banyak orang maka kita akan berpahala. Begiru juga sebaliknya.” Kata beliau.

Kita punya perihal berbeda dan kondisi yang tidak sama ketika sedang mempergunakan sosial media. Mungkin sedang marah, rapuh, senang atau susah. Nah, ketika hal-hal rentan seperti inilah yang kemudian terbitlah setatus meyayat hati.

Diakhir diskusi kami sepakat dengan satu kesimpulan, bahwa selayaknya kita mempergunakan sosmed dengan bijak dan bertanggung jawab. Bijak dalam menyampaikan dan bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan dunia akhirat. Semoga!

Feb 17, 2014

Tentang Cara Mereka Hidup!


Susan Boyle : Image by Google

Ada dua cerita menarik tentang hidup. Pertama seorang anak muda kelahiran 1990 bernama Sung-bong Choi asal Korea Selatan. Ia mulai terkenal sejak mengikuti Korean’s Got Talent 2011 dan berhasil mendapatkan juara dua. Sosok kedua Susan Magdalena Boyle pemenang Britain's Got Talent pada 2009

Berbeda dengan Sung-bong, Susan berhasil menyabet juara pertama dalam ajang talenta tersebut. Bisa dikatakan mereka adalah dua manusia yang berhasil muncul dalam program yang sama yaitu Got Talent, namun dinegara berbeda. Bong memiliki kisah tersendiri ketika mengikuti acara tersebut, ia bahkan merasa kalau ajang tersebut tidak berhak diikutinya.

Ketika juri (Song Yun-ah) menanyakan kenapa Bong tidak mengisi riwayat keluarga dalam blangko pendaftaran ia terdiam dan memberi jawaban yang mengejutkan bahwa ia dibuang oleh keluarganya ketika umurnya tiga tahun dan masuk panti asuhan. Tiga tahun setelahnya ia melarikan diri dan hidup dijalanan seorang diri. Mencari makan dengan jualan makanan dan minuman ringan.

Ia berjuang mati-matian dalam ganasnya kehidupan liar, terombang-ambing di jalanan, dunia obat geng dan obat-obatan. Dalam catatan hidup ia bahkan menyebutkan bahwa ia pernah disekap oleh preman jalanan. Hingga ditangkap oleh polisi dan dikembalikan ke sekolah.

Susan punya cerita yang lain, dengan sosok yang biasa saja, umur yang sudah melewati masa hura-hura ia berhasil memukau para juri hingga sampai ke tahap final dan menjadi fenomenal Britain Got Talent 2009.
 “I know what they were thinking, but why should it matter as long as I can sing? It's not a beauty contest.Susan Boyle, The Sunday Times

Sung-bong Choi Image by Google

Tulisan ini tidak bertujuan mempromosikan apapun atau siapapun. Namun hanya sebagai pengingat bahwa air akan menemukan muaranya sendiri ketika tiba masanya. Dua sosok diatas mewakili manusia-manusia yang tidak menyerah dan mencoba peruntungannya.

Dalam nuansa lain mereka manusia kekurangan namun tidak menyerah dengan ketidakmampuan mereka dalam beberapa hal kemudian melejitkan sudut talenta lain yang mereka punya.
*hanya pengingat diri dan kembali membiasakan untuk menulis.


Feb 9, 2014

Catatan Akhir Desember (2)

google image
Anak muda kedinginan, ada asap kecil keluar disela nafas. Seminggu yang lalu Kairo hampir dipastikan tergenang es batu, Provinsi dan wilayah yang terletak di dataran tinggi dipastikan bersalju. O…ooo… Dan kini kami anak muda sadar, bahwa musim salju bukanlah musim yang menyenangka untuk di impikan.

Guyuran hujan Rabu, Kamis, Jum’at Tgl. 13 minggu lalu memastikan pergantian musim. Jadi kota ini tidak jadi muntah salju, ada rasa syukur. Sakit sekali, sejak tubuh ini berlabuh, tahun inilah dinginnya menembus sembari menusuk sum-sum anak muda. Ija limboetmerek murah dipastikan kurang berfugsi, lalu toko Ammu Sya’ban saban hari dipenuhi pelanggan hingga malam hari.

Kabar terakhir, Palestina dan Suriah dipeuhi salju. Kali ini alam yang beringas, anak-anak dan manula mengeras, ada informasi israel membuka waduk dengan debit air full akibat hujan. Hingga meluluh lantakkan beberapa kampung terdekat.

Suriah dipenuhi foto es manusia, badai salju ditambah kekuragan stok selimut dan tenda dibawah standar musim dingin membuat pengungsi disana tak berdaya. Jika anak muda yang disini hanya merasakan dingin menembus tulang sulbi, maka seluruh tubuh mereka mati rasa, ini keadaan dunia Islam.

Dunia betul-betul disibukkan dengan masalah yang terus bersambung, kadang mana yang penting dan tidak bermamfaat sangat susah kita bedakan. Jika tidak jeli media bakalan menyeret mindset kita menuju mon tuha yang ujung-ujungnya kita menjadi tong sampah dalam istilah orang desa.

Re-memorize again!

Disini berita demo adalah makanan, saban hari manusia berdemo. Jika dulu di Tahrir Square, Rab’ah, Abbasiah, Ramsis dan di berbagai Provinsi. Kini mereka beralih berdemo di Universitas besar. Bisa jadi disinilah tempat yang paling aman untuk menyuarakan keadilan, kalau ditempat lain dipastikan mereka akan punah.

Di Turki mereka sudah sampai kepada tahap proyek pembebasan undang-undang dari aturan larangan praktek Islam dalam konstitusi, sekularisme dan liberalisasi disegalan lini dari dulu merantai mereka semenjak jatuhnya emperor terakhir Islam Turki Usmani.

Dulu, hampir saja putra mahkota memilih memerangi kembali kekalahan mereka, dengan panglima perang nan bersahaja yang siap jiwa raga untuk merebut kembali tahta kerajaan. Namun harapan mereka diredam oleh nasehat-nasehat ulama besar pada saat itu. Mereka mau mendengar, jika saja mereka berperang maka dipastikan bahwa mereka akan kehilangan sisa generasi Islam.

Karena dari sisa generasi tersebut diharapkan akan lahir generasi yang akan membangun Islam tanpa lagi kehilangan banyak nyawa zero hasil. Merekalah yang mendidik kepala-kepala yang sekarang berdiri didepan sisa bangsa Usmani tersebut.

Bukan sekali dua kali mereka mengalami kekalahan dan upaya pemberangusan. Berkali-kali mereka ditindas, dikudeta serta ditekan. Namun mereka terus berevolusi dengan penyesuaian disana-sini, sampai-sampai mengganti idealisme kendaraan liberal demi mengembalikan maruah Islam.

Di negeriku kaum-kaum terpecah belah, sebagian sedang bereuforia, bagian lainnya mengutuk bagian sebelumnya. Kaumku sedang membelah diri, membuat sekat-sekat kecil. Masing-masing tidak lagi saling melihat, menutup mata dan telinga.

Entahlah, seseorang nan jauh disana berseru “Sebaiknya kita sama-sama kembali ke pangkuan ulama, meminta cuil-cuil keikhlasan para pewaris nabi agar kita tidak lagi terpecah belah”.­­­­

Mari kita ikut bersuka ria saja, walaupun mungkin kita tak tersentuh. Anggap saja kita bagian dari euphoria tersebut sambil mempersiapkan generasi untuk menggantikan posisi mereka kelak. Mungkin sepuluh atau 20 tahun, muka-muka akan berganti. Itulah seharusnya yang harus kita persiapkan.

Ganti mereka dengan generasi ber-otak dunia dengan hati ber-akhirat. Manusia yang akan memberi makan para yatim dan janda-janda, membangun jalan-menuju pelosok desa. Mereka yang suka menghidupkan Dayah dan Mesjid, membumikan tarbiyah non-golongan dengan pemahaman Islam yang rahmatan lil a’lamin.

* Anggap saja ini sebagai catatan isengan anak qanun:D

Popular Posts

bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.