Catatan Betmen

Nov 12, 2012

Risalah Perjuangan Kepada Para Pendekar Al-Azhar

Pembekalan Wisuda Graduated (pmram.org)
Written By Muhibussabri Hamid
Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri menghadiri acara PMRAM. Acara Majlis Apresiasi Kecemerlangan atau wisuda. O… ya, PMRAM sendiri merupakan singkatan dari Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir. Seperti persatuan pelajar untuk mahasiswa Malaysia di Mesir. Sedangkan Indonesia diwakili PPMI (Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia).
Alasan sebenarnya mengikuti acara ini untuk menemani seorang sahabat karib yang mengikuti wisuda dengan PMRAM. Berhubung acara ini boleh diikuti oleh siapa saja warga Asia, baik Singapura, Thailand ataupun Indonesia.
Acara berlangsung tertib dan teratur sekali, mulai dari panitia hingga peserta mengikuti semua arahan dengan baik, tanpa banyak membuat kekacauan dan keributan. Hinga acara selesai, semua terlihat bahagia dan puas dengan acara ini, baik itu cover face maupun all guide comitte.
Mereka mengundang fadhilah Syeikh Dr. Saad Jarwish Al-Husaini, Dr. Ibrahim Hud Hud yang merupakan Dekan Kuliah Bahasa Arab Al-Azhar dan Drh. Mohjah Ghalib Dekan Kuliah Banat Universitas Al-Azhar.
Memakai gedung ACC (Azhar Conference Center) ruangan Andalus yang merupakan ruangan dengan kapasitas besar.  Peserta berjumlah sekitar 66 dari laki-laki dan 67 dari perempuan, 18 mahasiswa berprestasi dan 39 dari pihak mahasiswi, selebihnya penonton baik itu keluarga, kawan ataupun undangan panitia.
Dr. Usamah Azhari (pmram.org)

Manifestasi Wisuda
Ada dua hal yang membuat acara ini menarik untuk saya ikuti dan terus saya perhatikan, mengingat baru kali ini saya bergabung dengan acara mahasiswa asing, baik Asia, Afrika maupun Eropa.
Pertama saya tertarik dengan skedul dan tentatif yang mereka buat. Mereka memasukkan Syaikh Azhar sebagai undangan istimewa. Seperti syeikh Usamah Azhari, Syeikh Saad Jarwish dan beberapa syaikh lainnya. Hal ini berlaku sebelum atau disaat acara.
Sebelumnya bagi para graduated diwajibkan mengikuti sejenis prajabatan dalam istilah kepegawaian, dalam istilah ilmu mungkin bahasa kita cok peuneutoeh. Tiga hari berturut-turut mereka di press dengan kegiatan pemantapan kemapanan, disamping pengajian hadis Arba'in Nawawi disertai pemberian sanad pada akihrnya.
Namun yang menakjubkan tentu saja dikarenakan lagi-lagi mereka mengundang Syeikh pembesar Azhar untuk memberikan peuneutoeh kepada para graduated mereka. Sebut saja syaikh Yusri Rushdi Sayyid Jabr al-Hasani yang merupakan dokter spesialis sekaligus ulama besar yang diakui kealiman dan ketangguhan ilmunya.
Kemudian syeikh Dr. Usamah Azhari merupakan ulama jenius dengan kemampuan ilmunya dan kefaqihannya diusia muda disegani oleh kalangan ulama tua. Beliau notabenenya menantu Dr. Yusri Al-Hasani. Syeikh Dr. Jamal Farouq yang khutbahnya menggoncang singgasana Husni Mubarak dan syeikh Muhammad Ibrahim Al-Kattani.
Peuneutoeh hari keu dua, diisi kajian kontemporer seperti Siyasah Syari'yyah oleh Dr. Sayyid Abu Shanabbai yang merupakan tokoh besar ilmu politik Islam di Tanah Arab. Dr. Samir Radhwan pakar Ekonomi Islam turut peucicap wisudawan, Ustadz Akli bin Ahmad dengan "Kegemilangan Pentadbiran Khilafah Umayah", kemudian Ustadz Zahari Bin Ali dengan "kegemilangan Khalifah Abbasiah." 
Kedua rasa kantuk saya terbang dan bulee jibeudoeh mulai ujoeng oek sampoe ujoeng akiketika disaat menunggu syeikh Saad Jarwish di jalan, tiba-tiba seorang mahasiswa yang menjadi protokol pembaca tentatif acara maju ke mimbar dan berbicara dengan nada agak emosi dan keras. Ia bangun sesaat ketika syeikh Usamah Sayyed Azhari diantar ke pintu pagar untuk kembali.
Intinya "Syeikh Usamah berpesan agar mengamalkan apa saja yang telah diajarkan dan di dapatkan dari Azhar Syarif. Kemudian agar berdakwah dan mejaga umat Islam dan masyarakat kita dengan manhaj dan cara-cara yang telah diajarkan Azhar. Jangan sampai graduated Azhar berdakwah memakai manhaj selain Azhar, karena manhaj Azhar al-Washathiyah merupakan manhaj yang menjaga Islam dengan kesederhanaan, tidak dengan cara yang keras ataupun terlalu mengada-ngada." Kata pemuda tersebut.
"Karena dalam dekade baru ini beliau mendapatkan kejadian menyedihkan, ketika seorang Azhariah berdakwah dengan mengkafirkan orang dan dengan cara-cara keras yang ditakutkan akan membuat masyarakat awam semakin jauh da membenci Islam. Di facebook diapun tertulis kuliyah di Al-Azhar University, begitu pesan Syeikh Usamah", sambil dia menunjukkan lembaran yang di serahkan syeikh untuk dibagikan kepada para wisudawan/i. lembaran itu sendiri berisi manhaj Azhar dan adab mutakharrij min Azhar Syarif yang berjumlah sekitar tujuh bundel.
Sesaat dia berhenti, syeikh Saad Jarwish tiba, kemudian acara pembagian dilanjutkan hingga giliran peuneutoeh beliau trakhir dari beliau. Yang menariknya, ceramah beliau ternyata juga berbicara tentang hal yang baru saja disampaikan oleh mahasiswa malaysia tersebut. Malah beliau sampai mengulang-ngulang sampai tiga kali kalimat yang sama.
Beliau berharap, agar graduated Al-Azhar bukanlah seseorang dengan gaya sufi yang sangat berlebihan, sampai membuat bangunan besar diatas kuburannya jika dia mati, apalagi membuat kuburan dirinya di dalam mesjid.
Kemudia bukan juga yang suka mengkafirkan, membidahkan serta menyeret masyarakat awam dalam kekafiran yang berlarut-larut. Apalagi sampai menghalalkan darah dari kelompok mazhab yang berbeda dengannya, baik secara fiqih ataupun aqidah." Kira-kira meunanlah yang loen tangkap dari peuneutoeh Syeikh.
Saya terus teringat penuneutoeh beliau, hingga berhari-hari. Kemudian saya berkesimpulan untuk menulis agar kita sebagai Azhariah juga menjadi pribadi yang berdakwah sesuai dengan manhaj yang diajarkan Azhar sendiri dengan ciri khas al-Washathiyah. Mengingat sekarang Azhar sendiri sudah susupi sedikit dari mereka yang terkenal dengan manhaj yang keras.
Betul tuan, kita perlu memperhatikan gaya manhaj yang kita terapkan. Pertama karena kita punya tanggung jawab menjaga nama baik Azhar, kedua menjaga etika agama Islam dalam masyarakat, ketiga Azhar tidak pernah mengajarkan kita untuk mengkafirkan atau sebaliknya dengan catatatan perilaku berlebih-lebihan dalam agama. Islam punya batas dan koridor tersendiri untuk di amalkan dengan aturan yang jelas. Jangan mencoreng wajah Islam dan Azhar hanya karena kepongahan kita sebagai Alumni Azhar, balaslah budi Azhar semampu kita yang telah memberi secercah ilmu kepada kita dengan ikhlas.
Jikalau bukan karena kemulyaan Azhar, sungguh kita hanya manusia dekil yang tidak dikenal, berharga serta tidak tau apa-apa ( Syaikh Saad Jarwish).  Wallahu a'lam.
Catatan :
  1. Bagi yang ingin memiliki bundelan yang saya sebutkan diatas, dapat mungkin bisa diperoleh dari kawan-kawan yang baru saja graduated, bisa juga di coba searcing atau pada kawan-kawan yang berdomisili dekat dengan mesjid Azhar.
  2. Jika diterjemahkan, mungkin artinya (( Untukmu para Azhariah )).
  3. Berita wisuda bisa dirujuk di page fb : Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM) dan web pmram.org

0 Coment:

Post a Comment

Popular Posts

bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.