Fitnah demi fitnah
Diantara fitnah keji untuk Syeh Buthi, ketika ayah Asad meninggal terlihat Syeh Buthi bersedih dan mengeluarkan air mata. Sehingga kebencian orang bersebrangan dengan sunni dilampiaskan kepada beliau. Dengan mengatakan bahwa ia adalah penjilat pemerintahan syiah. Dalam kitabnya syeh buthi menjawab (termasuk dalam kitab Al-Jihad) kesedihan beliau bukan karena ia mencintai ayah Asad, namun karena ia melihat seorang pemimpin yang besar mati dan dihadiri oleh rakyatnya yang banyak ,mengantarnya ke kuburan tempat peristirahatan. Seorang pemimpin yang menganggap dirinya kuat, gagah perkasa akhirnya takluk dihadapan maut.
Kemudian sebagian yang lain mengatakan Dr. Buthi adalah ulama yang dhalim mendukung kemungkaran yang dilakukan oleh Asad, dengan fatwa yang keluarkan menunjukkan bahwa beliau juga tidak mencegah kemungkaran tersebut . Dengan lantang Syeh Buthi menjawab bahwa "saya menanyakan kemana mereka yang mengatakan saya mendukung kemungkaran Asad, ketika Suria dalam bayang-bayang fitnah acara TV, sayalah satu-satunya yang mengharamkan dengan dalil-dalil syar'i sementara yang lain hanya terdiam membisu".
Selanjutnya fitnah yang mengatakan beliau tidak mendukung pembebasan negara muslim yan terjajah ditangan syiah keji, berarti beliau mendukung kekejian yang dilakukan syiah tersebut. Beliau balik bertanya "Kenapa mereka hanya mempertanyakan hal ini di Suria, namun ketika warga Palestina dibantai dan dari dulu sampai sekarang, tidak seorangpun dari mereka yang punya fatwa untuk berjihad membela al-Quds. Mereka cukup melihat kematian orang gaza, penguasaan jenin oleh yahudi dan mereka hanya mendengarkan apa yang diperintahkan pemimpin mereka, sekarang siapa yang penjilat?