Latest Posts
Jul 2, 2016
May 30, 2015
Pelukan Lelap
Author: Unknown | 1:34 PM | No Comments |
google image |
Jika hamba menguap langit selalu membuka pelukan lelap. Ditiupi angin menjelajahi bentangan, menjadi butiran hujan, menyatu bersama tanah dan debu.
Setinggi apa beta melompat, dunia mesti melaknat. Ia berbisa dan berkhianat, tapi tanah tetap menerima, walau setinggi dan sejauh apa hamba menjauh.
Dengan langit kita selalu kaya karena keluasannya, sebab hanya dianya pula yang hamba bisa melihat dan memilikinya. Setiap waktu kapan dan dimanapun nantinya.
Setinggi apa beta melompat, dunia mesti melaknat. Ia berbisa dan berkhianat, tapi tanah tetap menerima, walau setinggi dan sejauh apa hamba menjauh.
Dengan langit kita selalu kaya karena keluasannya, sebab hanya dianya pula yang hamba bisa melihat dan memilikinya. Setiap waktu kapan dan dimanapun nantinya.
Kita Menikah Di Syurga
Author: Unknown | 1:31 PM | 2 Comments |
google image |
Imam Baihaqi bersyair, "Manusia terlalu berlebihan bicarakan wanita. Mereka kata, cinta wanita itu dahsyatnya bencana. Padahal bukanlah cinta wanita sebagai malapetaka, tapi dekat dengan orang yang tidak dicintai timbulkan bencana".
"Atani hawaha qabla an a'rifa al-hawa, fashadafa al-qalba khaliyan fatamakkana".
(Cinta mendatangiku sebelum aku sendiri tahu tentang cinta, cinta itu menemui hatiku yang sedang kosong dan menetap disana).
"Atani hawaha qabla an a'rifa al-hawa, fashadafa al-qalba khaliyan fatamakkana".
(Cinta mendatangiku sebelum aku sendiri tahu tentang cinta, cinta itu menemui hatiku yang sedang kosong dan menetap disana).
*Kita Menikah di Syurga.
Antologi Cerpen Aneuk Nanggroe.
-T. Miftahul Hendra S. Dkk.
Antologi Cerpen Aneuk Nanggroe.
-T. Miftahul Hendra S. Dkk.
Diterbitkan Dept. Litbang dan Publikasi KMA Periode 2006-2007.
Dia Akan Menjemputmu
Author: Unknown | 1:25 PM | No Comments |
google image |
Hidup di dunia ini hanya sebentar saja, sungguh maut akan menjemput, membawa kita menuju kehidupan yang dijanjikan.
Hari ini mungkin mereka, dia atau siapa saja dipanggil kembali oleh Allah Swt., mungkin sebentar lagi, esok atau lusa giliran kita akan datang. Tidak ada yang tau pasti kapan maut memanggil kita.
Ah, seandainya saja kita tau berapa nomor antri kita, mungkin kita bisa bersiap, bertobat meminta maaf pada semua yang pernah kita dhalimi baik dengan lisan maupun perbuatan.
Seandainya saja kita tau hitungan nafas yang tersisa, mungkin kita akan islah, memohon pinta-pinta keampunan, husnul khatimah pada Allah pemilik hidup kita.
Hari ini mungkin mereka, dia atau siapa saja dipanggil kembali oleh Allah Swt., mungkin sebentar lagi, esok atau lusa giliran kita akan datang. Tidak ada yang tau pasti kapan maut memanggil kita.
Ah, seandainya saja kita tau berapa nomor antri kita, mungkin kita bisa bersiap, bertobat meminta maaf pada semua yang pernah kita dhalimi baik dengan lisan maupun perbuatan.
Seandainya saja kita tau hitungan nafas yang tersisa, mungkin kita akan islah, memohon pinta-pinta keampunan, husnul khatimah pada Allah pemilik hidup kita.
Tuan, lidah tak bertulang. Mungkin kemarin, hari ini atau bisa jadi esok. Kita menyakiti makhluk tuhan, yakinlah pada waktunya kita akan menerima balasannya.
Kawan, percayalah Tuhan tidak akan pernah terdhalimi dengan maksiat yang kita kerjakan, justru sebaliknya. Kemaksiatan yang kita kerjakan, akan bersarang bersama kita hingga hari pembalasan kelak.
*"Innallaha yuhhibbut tawwabina wa yuhibbul muthathahhirin".
Teruslah bermuhasabah. Pintalah maaf, berilah kemaafan. Semoga Allah mengampuni kita atas segala khilaf yang hamba kerjakan, dan mengumpulkan kita kelak bersama orang-orang yang diridhai-Nya.
*Allahumma innaka a'fuwun karim halim, tuhibbul afwa fa'fu anna ya karim!
Ya karim... ya Halim...!
Damai?
Author: Unknown | 1:17 PM | No Comments |
google image |
Mereka (baca; muallaf) damai dengan berislam, mengambil berbagai resiko hidup, masa depan bahkan dengan keluarga mereka sendiri. Karena mereka merasa mendapatkan kedamaian dengan memilih Islam sebagai punca guide of life.
Mereka lahir dan besar dalam komunitas non-Islam (gelap dan kosong). Berusaha mencari cahaya untuk mengisi kekosongan hidup dan hati. Setelah berislam, hidup yang tadinya kosong terisi. Mereka menemukan arti dan tujuan hidup. Mereka mengikuti guide yang Allah tetapkan. Mereka damai!
Nah tanyakan pada kita, apakah kita yang lahir dan besar dengan komunitas Islam, merasa damai seperti yang mereka rasa. Tanya kenapa?
Mereka lahir dan besar dalam komunitas non-Islam (gelap dan kosong). Berusaha mencari cahaya untuk mengisi kekosongan hidup dan hati. Setelah berislam, hidup yang tadinya kosong terisi. Mereka menemukan arti dan tujuan hidup. Mereka mengikuti guide yang Allah tetapkan. Mereka damai!
Nah tanyakan pada kita, apakah kita yang lahir dan besar dengan komunitas Islam, merasa damai seperti yang mereka rasa. Tanya kenapa?
Munajat
Author: Unknown | 1:11 PM | No Comments |
google image |
"Apa yang mengisi ruang hati manusia, kesanalah ia akan bermunajat".
Seorang hamba yang hatinya diisi oleh kecintaan kepada Allah Swt. akan selalu melihat dunia sebagai ladang 'liqa illah'. Ketika nafsunya mengajak bermaksiat, akan tertahan dengan panggilan takut akan azab Allah.
Pun begitu, jika hati kita diisi oleh kecintaan kepada hamba Allah (baca; perempuan). Maka seisi tubuh bergerak mengikuti irama yang didendangkan sang hati. Bahkan mungkin ketika orang tua menasehatinya, panggilan mereka tidak lagi berwujud dimata dan telinganya.
Lihat saja katagori lain, kita manusia yang ruang hatinya dipenuhi angan-angan harta, kekayaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Mereka akan bergerak, mengalir bermunajat kepada apa yang terisi di hatinya.
Semoga kita selalu berusaha mengisi hati dengan kecintaan kepada-Nya, agama-nya, halaqah Al-Qur'an, Halaqah Hadis dan Majelis Ilmu.
*Allahummaj'alna minattauwabina waj'alna minal muthatahhirin wajalna min i'badika asshalihin.
Seorang hamba yang hatinya diisi oleh kecintaan kepada Allah Swt. akan selalu melihat dunia sebagai ladang 'liqa illah'. Ketika nafsunya mengajak bermaksiat, akan tertahan dengan panggilan takut akan azab Allah.
Pun begitu, jika hati kita diisi oleh kecintaan kepada hamba Allah (baca; perempuan). Maka seisi tubuh bergerak mengikuti irama yang didendangkan sang hati. Bahkan mungkin ketika orang tua menasehatinya, panggilan mereka tidak lagi berwujud dimata dan telinganya.
Lihat saja katagori lain, kita manusia yang ruang hatinya dipenuhi angan-angan harta, kekayaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Mereka akan bergerak, mengalir bermunajat kepada apa yang terisi di hatinya.
Semoga kita selalu berusaha mengisi hati dengan kecintaan kepada-Nya, agama-nya, halaqah Al-Qur'an, Halaqah Hadis dan Majelis Ilmu.
*Allahummaj'alna minattauwabina waj'alna minal muthatahhirin wajalna min i'badika asshalihin.
Ayo Berakhlaq!
Author: Unknown | 1:07 PM | No Comments |
google image |
Akhlak bisa menembus dimensi apapun, terhadap siapapun dan diwaktu kapanpun. Manusia yang berakhlak baik disayang Allah Swt. Juga disayang oleh hamba-nya.
Bahkan manusia yang hatinya keras bisa membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang kurang baik. Ayo kita sama-sama berusaha mencontohi akhlak Rasulullah Saw.
Bahkan manusia yang hatinya keras bisa membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang kurang baik. Ayo kita sama-sama berusaha mencontohi akhlak Rasulullah Saw.
Jul 4, 2014
Belpres
Author: Unknown | 9:28 AM | No Comments |
google image |
Sudah dua kali pemilu saya memilih alpa. Terkhusus untuk pemilihan
presidennya. Kalau untuk perwakilan DP Luar Negeri memang di luar agenda. Tak
satupun manusia-manusia yang bergambar di kertas mahal tersebut saya kenal.
Jadi saya memilih agenda lain daripada berhadir ke TPU.
Pilpres kali ini saya mencoba memberi ruang untuk
meyakinkan diri sendiri bahwa saya harus ikut serta memberikan suara milik
saya. Siapa tau dengan keikutsertaan saya sedikit tidaknya akan menambah rasa
percaya saya untuk pemimpin kita dimasa depan.
Idealnya setiap calon membuat banyak-banyak sukuran
bersama-sama anak yatim dan fakir miskin. Membantu sekolah-sekolah anak-anak
terlantar dan panti-panti jompo. Begitu sejatinya manusia yang akan saya coblos
pada pemilu kali ini.
Atau relawannya membuat terobosan-terobosan seperti
Konser Amal Untuk Menyekolahkan Anak Jalanan (KAUMAJ), atau Sehari Membersihkan
Kota (SMK) atau memberikan kesejahteraan masyarakat kecil, seperti Sekarung
Beras Untuk Fakir-miskin (SBUF) dan lain sebagainya.
Ini kan lagi bulan puasa, bulan ramadhan. Toh kalaupun
presiden mereka tidak terpilih setelah membuat manuver-manuver yang tersebut
diatas. Mereka akan dapat pahala karena bersedeqah apalagi bulan ramadhan
(terlepas dari faktor lain). Pahalanya bakalan berlipat ganda. Sungguh banyak
sekali keutamaan bagi orang yang bersedeqah.
Pilpres kali ini dua kubu, hanya dua kubu. Satunya PRBW-HT
satunya lagi JKW-JK, hah! Dua-duanya punya kelebihan dan dua-duanya punya
kekurangan. Dan begitulah setiap manusia punya masa lalu, dan sebaiknya kita
memikirkan masa depan (kawan saya yang bilang begitu).
Bagi saya kedua kubu merupakan sosok, baik itu sosok yang
akan memperbaiki bangsa atau menjadi lintah baru penghisab darah rakyat, APBN,
proyek-proyek rekayasa. Keduanya punya potensi!
Mungkin kedua sosok Capres dan Wapres diatas baik mereka
sediri atau pendukung keduanya/relawan keduanya sedikit banyak sudah banyak melakukan maneuver-manuver yang
saya cita-citakan. Bisa jadi tidak terlalu terpublis di sosmed. Karena berita nya
sik-asik berbagi tentang keburukan-kebaikan-dan fitnah gila. Haha!
Saya memang punya pilihan. Namun tetap saja, rekayasa psy
war yang dikembangkan kedua kubu tidak menyenangkan sama sekali. Dan mereka
sedikitpun tidak menunjukkan proses demokrasi yang sehat, santun dan berkahlaq.
Cuma satu harapan anak muda kali ini. Siapapun yang
terpilih, kita harus tetap dewasa. Menerima hasil pilpres dengan lapang dada.
Walaupun tokoh yang kita usung tidak berhasil menguasai kursi kerajaan.
Tetap membumi, mendukung presiden terpilih dan
beraktifitas layaknya warga biasa yang baik, bersama-sama membangun endonesia
raya. Karena harapan itu masih ada pada kita, bukan pada mereka.
Selaku warga Negara Indonesia (masih) saya beserta
keluarga mengucapkan kepada seluruh warga Negara IND dimanapun anda berada.
Selamat menunaikan ibadah puasa, Kullu sanah wa antum minatthayyibin!
Jun 13, 2014
Hajatan Untuk Hari Lembu
Author: Unknown | 5:23 PM | No Comments |
Google Image |
Zaman dahulu kala, tersebutlah disbuah kampung nan besar. Dengan manusia beragam macam. Rakyat disana hidup dengan tentram, tenang saling menghargai dan menghormati.
Saling mengingatkan ketika salah satu warga menyalahi aturan. Saling berbagi dikala mereka kesusahan. Menjaga orang-orang miskin yang kelaparan dan lain sebagainya.
Dikampung itu ada sebuah hajatan besar setiap beberapa tahun sekali diadakan, sebutlah hajatan pemilihan lembu terbaik dikampung. Tentu saja, pemenangnya akan mendapatkan Anugerah Lembu Terbaik (ALT). Merekalah yang nantikan akan memimpin dan menguasai pasar lembu.
Ketika hajatan inilah terlihat kelakuan dan gelagat aneh. Rakyat mulai saling mengujat dan mengejek demi memenangkan salah satu lembu idolanya. Padahal dua-dua yang mereka dukung dan jatuhkan adalah lembu.
Sampai-sampai sebagian mereka lupa mengurus anak istri dikarenakan asik memikirkan gimana caranya lembu mereka bisa memenangkan perlombaan tersebut. Ada juga yang membuang saja moralitas demi hiruk pikuk hajatan tersebut.
Berjuta-juta uang kampung dihabiskan untuk hajatan tersebut, dan uang tersebut adalah hasil jerih payah rakyat selama bertahun-tahun hanya dihabiskan untuk hajatan dua ekor lembu. Dan pemilik lembu tersebut akan memegang pasar lembu juga memakai cara-cara gaya lembu.
Mar 21, 2014
Ishlah. Catatan Maret (Memperbaiki Kesemrautan)
Author: Unknown | 5:36 PM | 1 Comment |
google Image |
"Tentu saja dengan cara membersihkan seisi kampung" Jawab si Kawan.
"Maksud anda?" Shalah kembali bertanya.
"Begini ya, pertama kita harus mensosialisasikan kepada masyarakat. Kemudia mengajarkan kepada mereka mengenai pentingnya keteraturan.
Yang lebih pentingnya kita harus mengajarkan generasi (red. pemuda, anak-anak) di dalam masyarakat tersebut mengenai keteraturan sehingga masalah seperti itu bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Jadi kita tidak berkutat dengan pekerjaan yang sama setiap tahun."
"Berarti bukan dengan marah-marah ya? Tanya si Shalah lagi.
"Tentu saja, jawabnya.
"Bukan dengan mengumbar aib orang kampung yang tidak teratur, bukan dengan menyebarkan isu-isu yang tidak kita ketahui kebenarannya tentang keburukan anak tetangga, mengupat, melaknat manusia yang tidak berlaku teratur". Tambahnya.
"Benar."
"Atau mencari tau keburukan pribadi-pribadi mereka, istri mereka, anak mereka, orang tua mereka bahkan sesuatu yang punya hubungan dengan keluarga mereka! Supaya mereka malu dan mau hidup teratur!
"Iya!
"Atau dengan mengagungkan kehebatan kampung tetangga sekaligus dengan menjatuhkan dan melecehkan kampung sendiri sebagai kampung kotor, tidak terurus dan tidak teratur. Lalu mereka secara serentak akan berubah untuk teratur."
Apa maksud kamu mengatakan seperti itu? Tanya si Kawan.
Pertama, tidak layak kita marah-marah kepada masyarakat yang tidak teratur. Bisa jadi mereka memang belum tau, mungkin mereka selama hidupnya belum pernah sekalipun pun tahu tentang keteraturan. Belum meilhat dunia yang teratur, selayaknya kita menjelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu keteraturan, kebersihan dan ketentraman.
Lalu mengajak mereka sedikit demi sedikit pentingnya menjaga hal tersebut bukan dengan memarahi tanpa memahamkan masalah.
Kedua, megumbar aib adalah perbuatan yang dilarang dalam bermasyarakat. Bukankah tujuan kita mengajak masyarakat untuk teratur, bersih dan nyaman! Lalu apa hubungannya dengan menyebarkan aib? menyebarkan aib hanya akan membuat keadaan mereka semakin tidak teratur, tidak nyaman dan saling membenci.
Apalagi melaknat, hal tersebut akan menumbukan benih kebencian mereka terhadap keteraturan, padahal yang salah bukan keteraturan, melainkan kita yang mengajarkan dengan cara melaknat mereka yang kurang teratur.
Lalu apa alasan kita mencari dan mengorek aib seseorang? Keluarga mereka, anak, istri dan orang tua! Kalau hal tersebut menimpa diri kita, bagaimana kita akan meresponnya. Apakah kita akan menerima dengan lapang dada? Tentu saja tidak! Perbuatan tersebut sangat dibenci dan dilarang. Juga akan membuat masalah semakin rumit.
Kita selayaknya intropeksi diri, melihat anak kita, istri kita, orang tua, adik, kakak dan keluarga lainnya. Apakah mereka sudah berlaku teratur? Bersih dan tentram! Jadi jangan sampai kita mencak-mencak memarahi dan melaknat orang lain, adik kita justru yang kotor tidak terurus, abang kita tokoh amoral dan asusila. Kan lucu!
Hal yang terpenting dari semua ini, hendaknya Islah itu dimulai dari diri kita, kemudian orang yang terdekat dari kita (istri, anak, ibu, ayah, abang, adik dan anggota keluarga lainnya). Lalu sedikit demi sedikit meluar ke tetangga, masyarakat dan terus keatas sedikit demi sedikit.
Islhah itu sebaiknya dilakukan dengan mendidik bukan dengan cara-cara negatif, karena sesuatu yang keras akan luluh dengan cara yang lemah lembut. Kalau dihantam dengan benda keras, benda tersebut akan patah.
Hindari melaknat, berkata kotor, mencari keburukan, menyebarkan kebencian dan mencaci-maki. Sebab hal yang baik itu tidak diajarkan dengan cara yang tidak baik. Tidak layak makanan yang bersih diletakkan diatas atau didekat kotoran.
* (')_._(') Percakapan satu Kawan dangan Kawan yang lainnya. Dan Guwek penontonnya.
* Kalimat Keteraturan bisa saja diganti dengan kalimat lain semacam keilmuan, kecerdasan, kemaksiatan, pakaian, akhlaq dan kalimat-kalimat lainnya menurut selera, asalkan cocok dan padan dengan tulisan.
Popular Posts
-
Doc. Google Image Oleh: Faza Abdu Robbih Ensiklopedi fatwa ulama Mesir dari fatwa sahabat Uqbah bin Amir, hingga Mufti Besar Mesi...
-
Google Image Ayahnya bernama Syeikh Jum`ah bin Muhammad dan ibunda Fathiyah Hanim binti Ali bin `Id alim dalam bidang fiqih dan merupa...
-
google image Tuan Kelana Biarlah para generasi mendahului Mengubur kisah para qudama Mendirikan tiang-tiang singgasana baru Di...
-
google image Imam Baihaqi bersyair, "Manusia terlalu berlebihan bicarakan wanita. Mereka kata, cinta wanita itu dahsyatnya bencan...
-
Pembekalan Wisuda Graduated (pmram.org) Written By Muhibussabri Hamid Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri menghadiri acara...
-
Kampus Iain (Google) Oleh Muhibussabri Hamid Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah Ar-Raniry atau Institute Agama Islam Negeri ...
-
Oleh : Muhibussabri Hamid Bedebah dengan ham, berlari menjauh dalam masaalah Islam. Tak berfungsi ketika muslim dibantai atau diza...
-
google image Besok pemilu! Pemilihan presiden, dalam katagori pemilihan presiden (pilpres) saya memberikan sedikit ruang untuk melih...
-
google image Mereka (baca; muallaf) damai dengan berislam, mengambil berbagai resiko hidup, masa depan bahkan dengan keluarga mereka s...
-
google image Jika hamba menguap langit selalu membuka pelukan lelap. Ditiupi angin menjelajahi bentangan, menjadi butiran hujan, menya...
Blog Archive
bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.