Catatan Betmen

Dec 4, 2013

Catatan Desember (1)

Google Doc.

Kawan, ketika kita melihat berbagai hal yang tidak kita ketahui, tidak kita pahami keadaanya dan jauh dari ilmu yang kita punya atau sesuatu yang kita tidak punya kapasitas untuk menjawab dan menanggapinya maka janganlah terburu-buru.

Berilah orang-orang yang paham hak mereka, untuk menjawab dan memberi jawaban terhadap masalah tersebut. Biarlah kita berdiri disuatu sudut mendengar, menyimak dengan baik apa yang mereka ketahui, jika sesuai maka begitulah jawabannya, jika tidak sesuai seperti keinginan kita maka tunggulah hingga masalah tersebut dijawab oleh orang lain yang juga punya kapasitas.

Namun ketika para ahlinya sudah memberikan semua pendapatnya dan tidak ada satupun yang tidak sesuai seperti yang kita harapkan, segeralah menjauh dari persoalan tersebut. Bisa jadi kita memang tidak layak berurusan dengan hal tersebut.

Lihatlah laron (red. anai-anai), mereka muncul dimusim hujan. Makhluk ini memiliki semangat yang sangat menggebu-gebu mencari cahaya demi menghangatkan tubuhnya. Berbondong-bondong memadati lampu mengepakkan sayap indah hingga tanpa sadar satu persatu sayapnya rontok. Lalu berjatuhan, bahkan banyak yang mati setelah mendapatkan cahaya yang diimpikannya.

Disudut lain sekelompok yang lain sedang berputar-putar berusaha menggapai cahaya lilin, setelah dekat dan menggapainya mulailah cahaya tersebut membakar tubuhnya menjadi hangus.

Kita manusia juga punya kecenderungan seperti itu, ketika “sebuah hal baru” terjadi maka beramai-ramai mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengomentari, menganalisa dan berkomentar baik atau jelek terhadap hal tersebut. Padahal disitu bukanlah kelahlian kita. Bahkan sebagian memang tidak sedikitpun tau tentang dunia yang mereka hitamkan. Lalu dengan meraung-raung memberikan komentar busuk.

Syaikh Ali Jum’ah dalam sebuah kesempatan menjelaskan bahwa sifat seperti ini juga ada pada lalat. Jika lebih jauh kita perhatikan, lalat sangat menyukai kotoran, sesuatu yang bau menyengat baik tempat kotor maupun makanan bahkan dimana saja ia akan hinggap, tidak peduli sedang dimana dan apa yang dikonsumsi dan dilakukannya.

Lalat-lalat tersebut mengerumuni sesuatu yang baik dan juga sesuatu yang buruk, sehingga ketika mereka sedang berkerumun, kita tidak tahu apakah yang dikerumuni itu sesuatu yang baik atau buruk dan bahkan sesuatu yang baik jika dikerumini akan lalat menjadi buruk?

Hal ini juga berlaku untuk manusia, ketika mereka berkerumun, belum tentu yang mereka kerumuni adalah sesuatu yang benar. Betapa banyak kita melihat manusia berkerumun untuk hal buruk, sebagaimana lalat mengerumuni kotoran. Dan betapa banyak pula kita melihat kebenaran sepi dari kerumunan orang.

Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu…” (Q.S. al-Maidah: 100).

Bijaklah kita ketika mengerumuni sesuatu, jauhilah sifar hasad dengki supaya Allah Swt. menampakkan wujud sebenarnya dari permasalahan tersebut. Apakah layak untuk kita dekati atau cukup kita serahkan saja kepada ahlinya untuk diselesaikan sembari berdoa kepada Allah agar mereka dimudahkan dalam menyelesaikanyya. Jika memang kita ingi berkomentar nampakkallah sikap yang mendidik.

Sikapi dengan baik, jika membela berikallah uraian-uraian penjelasan, kalaupun menolak hendaklahnya dengan cara yang   menunjukkan bahwa kita merupakan orang yang betul-betul punya itikad baik terhadap hal tersebut. Jauhilah hinaan, hujatan, kata-kata kotor dan bahkan pengkafiran terhadap hal yan belum kita tau pangkal ujungnya.

Jika memang tidak mampu, maka saran yang pertama dan terakhir agar “hendaknya hal tersebut dijauhi saja”. Cukup lihat dari jauh dan berkomentar dalam hati.

Popular Posts

bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.