Catatan Betmen

May 30, 2015

Pelukan Lelap

google image
Jika hamba menguap langit selalu membuka pelukan lelap. Ditiupi angin menjelajahi bentangan, menjadi butiran hujan, menyatu bersama tanah dan debu.

Setinggi apa beta melompat, dunia mesti melaknat. Ia berbisa dan berkhianat, tapi tanah tetap menerima, walau setinggi dan sejauh apa hamba menjauh.

Dengan langit kita selalu kaya karena keluasannya, sebab hanya dianya pula yang hamba bisa melihat dan memilikinya. Setiap waktu kapan dan dimanapun nantinya.

Kita Menikah Di Syurga

google image
Imam Baihaqi bersyair, "Manusia terlalu berlebihan bicarakan wanita. Mereka kata, cinta wanita itu dahsyatnya bencana. Padahal bukanlah cinta wanita sebagai malapetaka, tapi dekat dengan orang yang tidak dicintai timbulkan bencana".

"Atani hawaha qabla an a'rifa al-hawa, fashadafa al-qalba khaliyan fatamakkana".
(Cinta mendatangiku sebelum aku sendiri tahu tentang cinta, cinta itu menemui hatiku yang sedang kosong dan menetap disana).
*Kita Menikah di Syurga.
Antologi Cerpen Aneuk Nanggroe.
-T. Miftahul Hendra S. Dkk.

Diterbitkan Dept. Litbang dan Publikasi KMA Periode 2006-2007.

Dia Akan Menjemputmu

google image
Hidup di dunia ini hanya sebentar saja, sungguh maut akan menjemput, membawa kita menuju kehidupan yang dijanjikan.

Hari ini mungkin mereka, dia atau siapa saja dipanggil kembali oleh Allah Swt., mungkin sebentar lagi, esok atau lusa giliran kita akan datang. Tidak ada yang tau pasti kapan maut memanggil kita.

Ah, seandainya saja kita tau berapa nomor antri kita, mungkin kita bisa bersiap, bertobat meminta maaf pada semua yang pernah kita dhalimi baik dengan lisan maupun perbuatan.

Seandainya saja kita tau hitungan nafas yang tersisa, mungkin kita akan islah, memohon pinta-pinta keampunan, husnul khatimah pada Allah pemilik hidup kita.

Tuan, lidah tak bertulang. Mungkin kemarin, hari ini atau bisa jadi esok. Kita menyakiti makhluk tuhan, yakinlah pada waktunya kita akan menerima balasannya.

Kawan, percayalah Tuhan tidak akan pernah terdhalimi dengan maksiat yang kita kerjakan, justru sebaliknya. Kemaksiatan yang kita kerjakan, akan bersarang bersama kita hingga hari pembalasan kelak.

*"Innallaha yuhhibbut tawwabina wa yuhibbul muthathahhirin".

Teruslah bermuhasabah. Pintalah maaf, berilah kemaafan. Semoga Allah mengampuni kita atas segala khilaf yang hamba kerjakan, dan mengumpulkan kita kelak bersama orang-orang yang diridhai-Nya.

*Allahumma innaka a'fuwun karim halim, tuhibbul afwa fa'fu anna ya karim!

Ya karim... ya Halim...!

Damai?

google image
Mereka (baca; muallaf) damai dengan berislam, mengambil berbagai resiko hidup, masa depan bahkan dengan keluarga mereka sendiri. Karena mereka merasa mendapatkan kedamaian dengan memilih Islam sebagai punca guide of life.

Mereka lahir dan besar dalam komunitas non-Islam (gelap dan kosong). Berusaha mencari cahaya untuk mengisi kekosongan hidup dan hati. Setelah berislam, hidup yang tadinya kosong terisi. Mereka menemukan arti dan tujuan hidup. Mereka mengikuti guide yang Allah tetapkan. Mereka damai!

Nah tanyakan pada kita, apakah kita yang lahir dan besar dengan komunitas Islam, merasa damai seperti yang mereka rasa. Tanya kenapa?

Munajat

google image
"Apa yang mengisi ruang hati manusia, kesanalah ia akan bermunajat".

Seorang hamba yang hatinya diisi oleh kecintaan kepada Allah Swt. akan selalu melihat dunia sebagai ladang 'liqa illah'. Ketika nafsunya mengajak bermaksiat, akan tertahan dengan panggilan takut akan azab Allah.

Pun begitu, jika hati kita diisi oleh kecintaan kepada hamba Allah (baca; perempuan). Maka seisi tubuh bergerak mengikuti irama yang didendangkan sang hati. Bahkan mungkin ketika orang tua menasehatinya, panggilan mereka tidak lagi berwujud dimata dan telinganya.

Lihat saja katagori lain, kita manusia yang ruang hatinya dipenuhi angan-angan harta, kekayaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Mereka akan bergerak, mengalir bermunajat kepada apa yang terisi di hatinya.

Semoga kita selalu berusaha mengisi hati dengan kecintaan kepada-Nya, agama-nya, halaqah Al-Qur'an, Halaqah Hadis dan Majelis Ilmu.

*Allahummaj'alna minattauwabina waj'alna minal muthatahhirin wajalna min i'badika asshalihin.

Ayo Berakhlaq!

google image

Akhlak bisa menembus dimensi apapun, terhadap siapapun dan diwaktu kapanpun. Manusia yang berakhlak baik disayang Allah Swt. Juga disayang oleh hamba-nya.

Bahkan manusia yang hatinya keras bisa membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang kurang baik. Ayo kita sama-sama berusaha mencontohi akhlak Rasulullah Saw.

Popular Posts

bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.