Catatan Betmen

Jul 4, 2014

Belpres

google image
Besok pemilu! Pemilihan presiden, dalam katagori pemilihan presiden (pilpres) saya memberikan sedikit ruang untuk melihat kemungkinan untuk mencoblos di hari pemilu. Khusus untuk presiden kali ini, saya memberikan sedikit waktu. Mencoba memberikan, begitu maksudnya.

Sudah dua kali pemilu saya memilih alpa. Terkhusus untuk pemilihan presidennya. Kalau untuk perwakilan DP Luar Negeri memang di luar agenda. Tak satupun manusia-manusia yang bergambar di kertas mahal tersebut saya kenal. Jadi saya memilih agenda lain daripada berhadir ke TPU.

Pilpres kali ini saya mencoba memberi ruang untuk meyakinkan diri sendiri bahwa saya harus ikut serta memberikan suara milik saya. Siapa tau dengan keikutsertaan saya sedikit tidaknya akan menambah rasa percaya saya untuk pemimpin kita dimasa depan.

Idealnya setiap calon membuat banyak-banyak sukuran bersama-sama anak yatim dan fakir miskin. Membantu sekolah-sekolah anak-anak terlantar dan panti-panti jompo. Begitu sejatinya manusia yang akan saya coblos pada pemilu kali ini.

Atau relawannya membuat terobosan-terobosan seperti Konser Amal Untuk Menyekolahkan Anak Jalanan (KAUMAJ), atau Sehari Membersihkan Kota (SMK) atau memberikan kesejahteraan masyarakat kecil, seperti Sekarung Beras Untuk Fakir-miskin (SBUF) dan lain sebagainya.

Ini kan lagi bulan puasa, bulan ramadhan. Toh kalaupun presiden mereka tidak terpilih setelah membuat manuver-manuver yang tersebut diatas. Mereka akan dapat pahala karena bersedeqah apalagi bulan ramadhan (terlepas dari faktor lain). Pahalanya bakalan berlipat ganda. Sungguh banyak sekali keutamaan bagi orang yang bersedeqah.

Pilpres kali ini dua kubu, hanya dua kubu. Satunya PRBW-HT satunya lagi JKW-JK, hah! Dua-duanya punya kelebihan dan dua-duanya punya kekurangan. Dan begitulah setiap manusia punya masa lalu, dan sebaiknya kita memikirkan masa depan (kawan saya yang bilang begitu).

Bagi saya kedua kubu merupakan sosok, baik itu sosok yang akan memperbaiki bangsa atau menjadi lintah baru penghisab darah rakyat, APBN, proyek-proyek rekayasa. Keduanya punya potensi!

Mungkin kedua sosok Capres dan Wapres diatas baik mereka sediri atau pendukung keduanya/relawan keduanya sedikit banyak  sudah banyak melakukan maneuver-manuver yang saya cita-citakan. Bisa jadi tidak terlalu terpublis di sosmed. Karena berita nya sik-asik berbagi tentang keburukan-kebaikan-dan fitnah gila. Haha!

Saya memang punya pilihan. Namun tetap saja, rekayasa psy war yang dikembangkan kedua kubu tidak menyenangkan sama sekali. Dan mereka sedikitpun tidak menunjukkan proses demokrasi yang sehat, santun dan berkahlaq.

Cuma satu harapan anak muda kali ini. Siapapun yang terpilih, kita harus tetap dewasa. Menerima hasil pilpres dengan lapang dada. Walaupun tokoh yang kita usung tidak berhasil menguasai kursi kerajaan.

Tetap membumi, mendukung presiden terpilih dan beraktifitas layaknya warga biasa yang baik, bersama-sama membangun endonesia raya. Karena harapan itu masih ada pada kita, bukan pada mereka.

Selaku warga Negara Indonesia (masih) saya beserta keluarga mengucapkan kepada seluruh warga Negara IND dimanapun anda berada. Selamat menunaikan ibadah puasa, Kullu sanah wa antum minatthayyibin!




Jun 13, 2014

Hajatan Untuk Hari Lembu

Google Image

Zaman dahulu kala, tersebutlah disbuah kampung nan besar. Dengan manusia beragam macam. Rakyat disana hidup dengan tentram, tenang saling menghargai dan menghormati. 


Saling mengingatkan ketika salah satu warga menyalahi aturan. Saling berbagi dikala mereka kesusahan. Menjaga orang-orang miskin yang kelaparan dan lain sebagainya.

Dikampung itu ada sebuah hajatan besar setiap beberapa tahun sekali diadakan, sebutlah hajatan pemilihan lembu terbaik dikampung. Tentu saja, pemenangnya akan mendapatkan Anugerah Lembu Terbaik (ALT). Merekalah yang nantikan akan memimpin dan menguasai pasar lembu.

Ketika hajatan inilah terlihat kelakuan dan gelagat aneh. Rakyat mulai saling mengujat dan mengejek demi memenangkan salah satu lembu idolanya. Padahal dua-dua yang mereka dukung dan jatuhkan adalah lembu.

Sampai-sampai sebagian mereka lupa mengurus anak istri dikarenakan asik memikirkan gimana caranya lembu mereka bisa memenangkan perlombaan tersebut. Ada juga yang membuang saja moralitas demi hiruk pikuk hajatan tersebut.

Berjuta-juta uang kampung dihabiskan untuk hajatan tersebut, dan uang tersebut adalah hasil jerih payah rakyat selama bertahun-tahun hanya dihabiskan untuk hajatan dua ekor lembu. Dan pemilik lembu tersebut akan memegang pasar lembu juga memakai cara-cara gaya lembu.

Mar 21, 2014

Ishlah. Catatan Maret (Memperbaiki Kesemrautan)

google Image
"Menurutmu bagaimana cara memperbaiki kesemrautan dalam sebuah kampung?" Tanya Shalah kepada kawannya.

"Tentu saja dengan cara membersihkan seisi kampung" Jawab si Kawan.

"Maksud anda?" Shalah kembali bertanya.


"Begini ya, pertama kita harus mensosialisasikan kepada masyarakat. Kemudia mengajarkan kepada mereka mengenai pentingnya keteraturan. 

Yang lebih pentingnya kita harus mengajarkan generasi (red. pemuda, anak-anak) di dalam masyarakat tersebut mengenai keteraturan sehingga masalah seperti itu bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Jadi kita tidak berkutat dengan pekerjaan yang sama setiap tahun."

"Berarti bukan dengan marah-marah ya? Tanya si Shalah lagi.

"Tentu saja, jawabnya.

"Bukan dengan mengumbar aib orang kampung yang tidak teratur, bukan dengan menyebarkan isu-isu yang tidak kita ketahui kebenarannya tentang keburukan anak tetangga, mengupat, melaknat manusia yang tidak berlaku teratur". Tambahnya.

"Benar."

"Atau mencari tau keburukan pribadi-pribadi mereka, istri mereka, anak mereka, orang tua mereka bahkan sesuatu yang punya hubungan dengan keluarga mereka! Supaya mereka malu dan mau hidup teratur!

"Iya!

"Atau dengan mengagungkan kehebatan kampung tetangga sekaligus dengan menjatuhkan dan melecehkan kampung sendiri sebagai kampung kotor, tidak terurus dan tidak teratur. Lalu mereka secara serentak akan berubah untuk teratur." 

Apa maksud kamu mengatakan seperti itu? Tanya si Kawan.

Pertama, tidak layak kita marah-marah kepada masyarakat yang tidak teratur. Bisa jadi mereka memang belum tau, mungkin mereka selama hidupnya belum pernah sekalipun pun tahu tentang keteraturan. Belum meilhat dunia yang teratur, selayaknya kita menjelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu keteraturan, kebersihan dan ketentraman. 

Lalu mengajak mereka sedikit demi sedikit pentingnya menjaga hal tersebut bukan dengan memarahi tanpa memahamkan masalah.

Kedua, megumbar aib adalah perbuatan yang dilarang dalam bermasyarakat. Bukankah tujuan kita mengajak masyarakat untuk teratur, bersih dan nyaman! Lalu apa hubungannya dengan menyebarkan aib? menyebarkan aib hanya akan membuat keadaan mereka semakin tidak teratur, tidak nyaman dan saling membenci. 

Apalagi melaknat, hal tersebut  akan menumbukan benih kebencian mereka terhadap keteraturan, padahal yang salah bukan keteraturan, melainkan kita yang mengajarkan dengan cara melaknat mereka yang kurang teratur.

Lalu apa alasan kita mencari dan mengorek aib seseorang? Keluarga mereka, anak, istri dan orang tua! Kalau hal tersebut menimpa diri kita, bagaimana kita akan meresponnya. Apakah kita akan menerima dengan lapang dada? Tentu saja tidak! Perbuatan tersebut sangat dibenci dan dilarang. Juga akan membuat masalah semakin rumit.

Kita selayaknya intropeksi diri, melihat anak kita, istri kita, orang tua, adik, kakak dan keluarga lainnya. Apakah mereka sudah berlaku teratur? Bersih dan tentram! Jadi jangan sampai kita mencak-mencak memarahi dan melaknat orang lain, adik kita justru yang kotor tidak terurus, abang kita tokoh amoral dan asusila. Kan lucu!

Hal yang terpenting dari semua ini, hendaknya Islah itu dimulai dari diri kita, kemudian orang yang terdekat dari kita (istri, anak, ibu, ayah, abang, adik dan anggota keluarga lainnya). Lalu sedikit demi sedikit meluar ke tetangga, masyarakat dan terus keatas sedikit demi sedikit.

Islhah itu sebaiknya dilakukan dengan mendidik bukan dengan cara-cara negatif, karena sesuatu yang keras akan luluh dengan cara yang lemah lembut. Kalau dihantam dengan benda keras, benda tersebut akan patah.

Hindari melaknat, berkata kotor, mencari keburukan, menyebarkan kebencian dan mencaci-maki. Sebab hal yang baik itu tidak diajarkan dengan cara yang tidak baik. Tidak layak makanan yang bersih diletakkan diatas atau didekat kotoran.

* (')_._(') Percakapan satu Kawan dangan Kawan yang lainnya. Dan Guwek penontonnya.
* Kalimat Keteraturan bisa saja diganti dengan kalimat lain semacam keilmuan, kecerdasan, kemaksiatan, pakaian, akhlaq dan kalimat-kalimat lainnya menurut selera, asalkan cocok dan padan dengan tulisan.

Feb 19, 2014

Bijak Bermedia!

Google Image
Terlibat diskusi kecil dengan beberapa kawan kuliah, mengenai ihwal sosial media (baca. sosmed) terutama facebook. Kami berbagi cerita sejauh mana sudah katagori perubahan logika human touch terhadap dunia nyata. Nah, cerita kami juga mencoba membaca karakter-karakter manusia-manusia sosmed dalam meluapkan energi mereka termasuk di media koran, facebook, blog atau twitter sekalipun.

Beberapa pengguna fb memamfaatkan media ini untuk mencari pengaruh, promosi dan berjualan. Termasuk pengaruh sosial, politik dan ekonomi. Dalam katagori ini mereka betul-betul memamfaatkan media untuk kebutuhan dan fungsi media pada sebenarnya. Gaya ini mulai terkenal ketika Barack Hussein Obama memperkenalkan metode ini berhasil menarik simpati rakyat untuk memilihnya.

Dalam katagori lain dakwah juga menjadi pilihan. Beberapa diantara tokoh-tokoh religius menyampaikan kalam-kalam langit dengan memamfaatkan media. Cara ini juga menuai efek positif. Mengingat terbukanya ladang dakwah baru. Sehingga pelarian manusia kedunia sosmed juga dibarengi dengan terbukanya ustad-ustad yang mau berdakwah disana.

Provokasi politik bahkan revolusi sekalipun dalam dasawarwa sekarang bisa digerakkan oleh media. Arab Spring khususnya Revolusi Mesir bisa dipastikan sangat kental pengaruh facebook. Bahkan hatta diseluruh dunia pun dunia bisa membunuh dan menaikkan pamor rich human. Bahkan untuk mencaci pun bisa masuk katagori ini.
Menggunakan pengaruh media ini untuk mencari jati diri dan pelampiasan. Nah, ini katagori yang menarik ketika kami bahas. Sosmed memang tempat pelarian, berjualan dan membuka wawasan. Hanya saja kebanyakan dari kita bahkan tidak tau batasan-batasan untuk tidak men-generalisir semua hal untuk semerta-merta ditumpahkan.

Seorang murid saat ini sudah tau aktifitas apa saja yang dilakukan gurunya dirumah. Kemana saja gurunya pergi dengan cara melihat fb mereka.

Entah karena anak-anak sudah tidak tau berguru dimana atau memang mereka sudah kudu jauh melangkah! Mereka pun mencoba mencari jati diri didunia maya. Melihat, membaca dan memperhatikan aktifitas dunia ini kemudian menjadikannya sebagai patokan utama hidup mereka.

Nah, dua hari yang lalu saya berziarah kerumah guru kami. Beliau baru saja aktif di facebook. Ketika kami mengapresiasikan kalam-kalam mauidzah di status yang beliau tuliskan sehari dua kali. Terutama menyangkut nasehat kepada penuntut ilmu terkhususnya untuk murid yang talaqqi langsung.

“facebook dan media memiliki efek positif ketika kita gunakan untuk hal-hal yang baik, jika kita menyebarkan nasehat dan dibaca oleh banyak orang maka kita akan berpahala. Begiru juga sebaliknya.” Kata beliau.

Kita punya perihal berbeda dan kondisi yang tidak sama ketika sedang mempergunakan sosial media. Mungkin sedang marah, rapuh, senang atau susah. Nah, ketika hal-hal rentan seperti inilah yang kemudian terbitlah setatus meyayat hati.

Diakhir diskusi kami sepakat dengan satu kesimpulan, bahwa selayaknya kita mempergunakan sosmed dengan bijak dan bertanggung jawab. Bijak dalam menyampaikan dan bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan dunia akhirat. Semoga!

Feb 17, 2014

Tentang Cara Mereka Hidup!


Susan Boyle : Image by Google

Ada dua cerita menarik tentang hidup. Pertama seorang anak muda kelahiran 1990 bernama Sung-bong Choi asal Korea Selatan. Ia mulai terkenal sejak mengikuti Korean’s Got Talent 2011 dan berhasil mendapatkan juara dua. Sosok kedua Susan Magdalena Boyle pemenang Britain's Got Talent pada 2009

Berbeda dengan Sung-bong, Susan berhasil menyabet juara pertama dalam ajang talenta tersebut. Bisa dikatakan mereka adalah dua manusia yang berhasil muncul dalam program yang sama yaitu Got Talent, namun dinegara berbeda. Bong memiliki kisah tersendiri ketika mengikuti acara tersebut, ia bahkan merasa kalau ajang tersebut tidak berhak diikutinya.

Ketika juri (Song Yun-ah) menanyakan kenapa Bong tidak mengisi riwayat keluarga dalam blangko pendaftaran ia terdiam dan memberi jawaban yang mengejutkan bahwa ia dibuang oleh keluarganya ketika umurnya tiga tahun dan masuk panti asuhan. Tiga tahun setelahnya ia melarikan diri dan hidup dijalanan seorang diri. Mencari makan dengan jualan makanan dan minuman ringan.

Ia berjuang mati-matian dalam ganasnya kehidupan liar, terombang-ambing di jalanan, dunia obat geng dan obat-obatan. Dalam catatan hidup ia bahkan menyebutkan bahwa ia pernah disekap oleh preman jalanan. Hingga ditangkap oleh polisi dan dikembalikan ke sekolah.

Susan punya cerita yang lain, dengan sosok yang biasa saja, umur yang sudah melewati masa hura-hura ia berhasil memukau para juri hingga sampai ke tahap final dan menjadi fenomenal Britain Got Talent 2009.
 “I know what they were thinking, but why should it matter as long as I can sing? It's not a beauty contest.Susan Boyle, The Sunday Times

Sung-bong Choi Image by Google

Tulisan ini tidak bertujuan mempromosikan apapun atau siapapun. Namun hanya sebagai pengingat bahwa air akan menemukan muaranya sendiri ketika tiba masanya. Dua sosok diatas mewakili manusia-manusia yang tidak menyerah dan mencoba peruntungannya.

Dalam nuansa lain mereka manusia kekurangan namun tidak menyerah dengan ketidakmampuan mereka dalam beberapa hal kemudian melejitkan sudut talenta lain yang mereka punya.
*hanya pengingat diri dan kembali membiasakan untuk menulis.


Feb 9, 2014

Catatan Akhir Desember (2)

google image
Anak muda kedinginan, ada asap kecil keluar disela nafas. Seminggu yang lalu Kairo hampir dipastikan tergenang es batu, Provinsi dan wilayah yang terletak di dataran tinggi dipastikan bersalju. O…ooo… Dan kini kami anak muda sadar, bahwa musim salju bukanlah musim yang menyenangka untuk di impikan.

Guyuran hujan Rabu, Kamis, Jum’at Tgl. 13 minggu lalu memastikan pergantian musim. Jadi kota ini tidak jadi muntah salju, ada rasa syukur. Sakit sekali, sejak tubuh ini berlabuh, tahun inilah dinginnya menembus sembari menusuk sum-sum anak muda. Ija limboetmerek murah dipastikan kurang berfugsi, lalu toko Ammu Sya’ban saban hari dipenuhi pelanggan hingga malam hari.

Kabar terakhir, Palestina dan Suriah dipeuhi salju. Kali ini alam yang beringas, anak-anak dan manula mengeras, ada informasi israel membuka waduk dengan debit air full akibat hujan. Hingga meluluh lantakkan beberapa kampung terdekat.

Suriah dipenuhi foto es manusia, badai salju ditambah kekuragan stok selimut dan tenda dibawah standar musim dingin membuat pengungsi disana tak berdaya. Jika anak muda yang disini hanya merasakan dingin menembus tulang sulbi, maka seluruh tubuh mereka mati rasa, ini keadaan dunia Islam.

Dunia betul-betul disibukkan dengan masalah yang terus bersambung, kadang mana yang penting dan tidak bermamfaat sangat susah kita bedakan. Jika tidak jeli media bakalan menyeret mindset kita menuju mon tuha yang ujung-ujungnya kita menjadi tong sampah dalam istilah orang desa.

Re-memorize again!

Disini berita demo adalah makanan, saban hari manusia berdemo. Jika dulu di Tahrir Square, Rab’ah, Abbasiah, Ramsis dan di berbagai Provinsi. Kini mereka beralih berdemo di Universitas besar. Bisa jadi disinilah tempat yang paling aman untuk menyuarakan keadilan, kalau ditempat lain dipastikan mereka akan punah.

Di Turki mereka sudah sampai kepada tahap proyek pembebasan undang-undang dari aturan larangan praktek Islam dalam konstitusi, sekularisme dan liberalisasi disegalan lini dari dulu merantai mereka semenjak jatuhnya emperor terakhir Islam Turki Usmani.

Dulu, hampir saja putra mahkota memilih memerangi kembali kekalahan mereka, dengan panglima perang nan bersahaja yang siap jiwa raga untuk merebut kembali tahta kerajaan. Namun harapan mereka diredam oleh nasehat-nasehat ulama besar pada saat itu. Mereka mau mendengar, jika saja mereka berperang maka dipastikan bahwa mereka akan kehilangan sisa generasi Islam.

Karena dari sisa generasi tersebut diharapkan akan lahir generasi yang akan membangun Islam tanpa lagi kehilangan banyak nyawa zero hasil. Merekalah yang mendidik kepala-kepala yang sekarang berdiri didepan sisa bangsa Usmani tersebut.

Bukan sekali dua kali mereka mengalami kekalahan dan upaya pemberangusan. Berkali-kali mereka ditindas, dikudeta serta ditekan. Namun mereka terus berevolusi dengan penyesuaian disana-sini, sampai-sampai mengganti idealisme kendaraan liberal demi mengembalikan maruah Islam.

Di negeriku kaum-kaum terpecah belah, sebagian sedang bereuforia, bagian lainnya mengutuk bagian sebelumnya. Kaumku sedang membelah diri, membuat sekat-sekat kecil. Masing-masing tidak lagi saling melihat, menutup mata dan telinga.

Entahlah, seseorang nan jauh disana berseru “Sebaiknya kita sama-sama kembali ke pangkuan ulama, meminta cuil-cuil keikhlasan para pewaris nabi agar kita tidak lagi terpecah belah”.­­­­

Mari kita ikut bersuka ria saja, walaupun mungkin kita tak tersentuh. Anggap saja kita bagian dari euphoria tersebut sambil mempersiapkan generasi untuk menggantikan posisi mereka kelak. Mungkin sepuluh atau 20 tahun, muka-muka akan berganti. Itulah seharusnya yang harus kita persiapkan.

Ganti mereka dengan generasi ber-otak dunia dengan hati ber-akhirat. Manusia yang akan memberi makan para yatim dan janda-janda, membangun jalan-menuju pelosok desa. Mereka yang suka menghidupkan Dayah dan Mesjid, membumikan tarbiyah non-golongan dengan pemahaman Islam yang rahmatan lil a’lamin.

* Anggap saja ini sebagai catatan isengan anak qanun:D

Popular Posts

bilhalib.blogspot.com. Powered by Blogger.